Ini adalah postingan yang diterjemahkan oleh AI.
Pilih Bahasa
Teks yang dirangkum oleh AI durumis
- Gajah Asia terancam punah akibat hilangnya habitat dan perburuan gading, dan diperkirakan hanya tersisa sekitar 50.000 ekor.
- Terutama perburuan gading, meskipun perdagangan internasional dilarang pada tahun 1989, masih terjadi melalui saluran online dan lainnya, dan banyak gajah yang memiliki gading yang kuat telah mati, sehingga gajah yang tidak memiliki gading meningkat hingga 30%.
- Pariwisata gajah dapat membahayakan kesehatan gajah jika tidak dikelola dengan baik, dan kita perlu merenungkan perilaku manusia yang hanya menuntut keberuntungan dari gajah.
Bagi Anda yang pernah berlibur ke Asia Tenggara, wisata gajah mungkin sudah tidak asing lagi. Gajah mudah ditemukan di tempat wisata, dan juga di kebun binatang. Namun, gajah kini terancam punah.
Daftar Merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) mengkategorikan gajah Asia sebagai spesies yang terancam punah (EN). Artinya, gajah Asia berisiko punah di masa mendatang. Diperkirakan saat ini terdapat sekitar 50.000 gajah Asia, dan jumlahnya terus menurun.
By © Sémhur / Wikimedia Commons, CC BY-SA 4.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=12581691
Foto di atas menunjukkan perubahan habitat gajah Asia. Dahulu, gajah Asia tersebar luas di area yang lebih muda, namun saat ini hanya tinggal di area yang lebih tua. Penurunan habitat gajah Asia terjadi dengan cepat sejak tahun 1700-an. Kurang lebih 3,3 juta km persegi mengalami penurunan. Daerah ini mulai mengalami perkembangan seiring dengan dimulainya penjajahan, sehingga habitatnya pun berkurang.
WWF
Penurunan habitat merupakan masalah, tetapi ancaman yang lebih besar bagi gajah Asia adalah perdagangan gading. Gading gajah seringkali diolah menjadi perhiasan dan dijual. Harga gading mencapai lebih dari 2 juta rupiah per kilogram, sehingga banyak pemburu yang mengincar gading gajah. Perdagangan gading secara ilegal telah menjadi masalah sejak lama. Pada tahun 1989, perdagangan gading internasional dilarang, tetapi para pemburu tidak menghentikan perdagangan gading. Saat ini, gading gajah bahkan diperdagangkan secara online.
Gading gajah memiliki berbagai ukuran panjang. Para pemburu menargetkan gajah dengan gading yang kuat dan panjang. Akibatnya, banyak gajah dengan gading kuat yang mati, dan jumlah gajah yang lahir tanpa gading meningkat. Dahulu, persentase gajah yang lahir tanpa gading hanya sekitar 4%, tetapi kini meningkat menjadi 30%. Selain itu, gajah yang lahir dengan gading pun banyak yang memiliki gading pendek, bukan gading yang kuat dan panjang. Hasil penelitian ini menunjukkan besarnya skala perburuan yang dilakukan manusia. Tidak hanya gading, kulit dan bulu ekor gajah pun diperdagangkan, sehingga tidak berlebihan jika dikatakan manusia adalah predator gajah.
WFFT
Wisata gajah yang mengangkut wisatawan di punggung gajah kini dianggap sebagai salah satu kegiatan wajib di Thailand. Wisata gajah dapat menjadi cara untuk mencegah kepunahan gajah jika dijalankan dengan baik. Namun, jika tidak dijalankan dengan benar, hal ini dapat membahayakan gajah. Tahun lalu, sebuah foto gajah yang telah mengangkut wisatawan selama 25 tahun beredar di Thailand. Kondisi tulang belakang gajah yang turun sangat mengejutkan. Namun yang lebih mengejutkan lagi adalah, setelah gajah tidak lagi dapat mengangkut wisatawan, pemiliknya malah membuangnya. Gajah ini kemudian dilindungi oleh Yayasan Hewan Liar Thailand.
Gajah adalah hewan besar. Karena ukurannya jauh lebih besar daripada manusia, mengangkut manusia di punggungnya mungkin tampak tidak memberatkan gajah. Namun, beban yang terus-menerus di punggungnya akan membuat gajah stres, tidak peduli seberapa besar ukurannya.
PIXNIO
Dalam agama Hindu, gajah dianggap sebagai hewan yang suci. Dewa Hindu 'Ganesh' digambarkan sebagai manusia berkepala gajah. Gajah juga dihiasi dengan kain berwarna-warni dan diarak dalam pawai.
Mungkin gajah adalah hewan yang sangat dekat dengan manusia. Gajah dianggap sebagai simbol keberuntungan. Apakah manusia hanya menerima keberuntungan dari gajah, dan tidak membalasnya? Sudah saatnya manusia membalas kebaikan gajah yang selama ini dikorbankan demi hiburan dan keuntungan ekonomi manusia.