Ini adalah postingan yang diterjemahkan oleh AI.
Pilih Bahasa
Teks yang dirangkum oleh AI durumis
- Dugong adalah hewan yang ramah dengan mata kecil dan hidung besar, tetapi penglihatannya buruk sehingga pendengarannya berkembang.
- Dugong, spesies yang terancam punah, memakan rumput laut, tetapi makanan mereka berkurang karena perubahan iklim dan polusi laut, dan tabrakan dengan kapal dan perburuan liar juga merupakan faktor ancaman.
- Dugong telah punah di Tiongkok, dan berbagai kegiatan seperti pengelolaan habitat, penelitian, dan pendidikan sedang dilakukan untuk melindungi dugong saat ini.
Tangkapan layar video Nat Geo WILD di YouTube ‘The Dugong: the Ocean's Vacuum Cleaner | Wild Egypt’
Hewan ini memiliki ekor yang mirip dengan putri duyung, terkenal sebagai "putri duyung laut".
Berbeda dengan ekor putri duyung yang anggun, wajah duyung memiliki mata yang kecil dan hidung yang besar, sehingga
terlihat ramah. Mata kecil membuat duyung terlihat ramah, tetapi sayangnya duyung memiliki penglihatan yang buruk
karena mata kecilnya. Untuk mengimbangi penglihatan yang buruk, mereka memiliki pendengaran yang baik.
Meskipun penampilannya mirip dengan anjing laut, duyung termasuk mamalia yang sama dengan paus dan harus naik ke permukaan air untuk bernapas setiap 10 menit. Ada cerita bahwa orang-orang menyebutnya "putri duyung laut" karena mereka melihat duyung naik ke permukaan air untuk bernapas.
WWF
Duyung adalah hewan yang terdaftar sebagai spesies yang terancam punah oleh International Union for Conservation of
Nature (IUCN). Duyung termasuk dalam kategori rentan (VU) dan berpotensi menghadapi kepunahan dalam waktu dekat.
Populasi duyung tidak diketahui secara pasti, tetapi terus menurun.
Duyung hidup di wilayah yang luas, termasuk Australia, Kamboja, Mesir, Filipina, dan Mozambik. Mereka umumnya hidup di
pantai di Asia Tenggara atau Timur Tengah. Panjang tubuhnya sekitar 3 meter dan beratnya lebih dari 360 kg, tetapi duyung tidak
memakan ikan, melainkan rumput laut.
Namun, akhir-akhir ini, rumput laut semakin berkurang karena perubahan iklim dan polusi laut. Rumput laut memainkan peran penting dalam ekosistem laut. Seperti pohon di hutan, rumput laut memiliki kemampuan menyerap karbon dioksida, sehingga dijuluki sebagai penyelamat perubahan iklim. Tetapi rumput laut juga menjadi korban perubahan lingkungan laut.
Tangkapan layar halaman web Proyek Konservasi Dugong & Rumput Laut
Karena berkurangnya rumput laut, makanan duyung semakin sedikit dan meningkatkan risiko kepunahan duyung. Dugong & Seagrass Conservation Project melakukan penelitian tentang duyung dan rumput laut, serta kegiatan pengelolaan habitat duyung untuk melindungi duyung dan rumput laut. Mereka juga mengedukasi orang tentang situasi kritis duyung dan dampak perubahan iklim terhadap rumput laut yang sekarat. Dugong & Seagrass Conservation Project melakukan kegiatan di berbagai wilayah di mana duyung hidup, seperti Malaysia, Mozambik, dan Indonesia.
IUCN
Duyung memiliki kecepatan renang yang lambat, sehingga mudah bertabrakan dengan kapal. Saat naik ke permukaan air untuk bernapas, mereka juga bisa bertabrakan dengan kapal yang lewat. Perburuan liar juga mengancam kelangsungan hidup duyung.
The Marine Mammal Center
Di Cina, duyung telah punah. Duyung yang pernah terlihat sesekali oleh nelayan China tidak terlihat lagi sejak tahun 2008.
Para ahli mengatakan bahwa duyung telah punah di Cina.
Dalam kisah Putri Duyung karya Andersen, sang putri akhirnya berubah menjadi buih. Namun, putri duyung dalam film produksi Disney memiliki akhir yang bahagia. Nasib duyung laut, putri duyung di dunia nyata, ada di tangan kita. Kita membutuhkan perhatian dan upaya untuk membuat duyung mendapatkan akhir yang bahagia.